Jakarta –
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk masuk ke dalam daftar Fortune Southeast Asia 500. Daftar ini terdiri dari 500 perusahaan paling besar di Asia Tenggara yang dinilai menurut revenue, profit dan aset.
Mengutip situs web Fortune, BRI mencatatkan revenue sebesar $14,9 milyar, profit sebesar $3,9 milyar dan aset sebesar $127,6 milyar.
Pada daftar ini, BRI menduduki peringkat pertama untuk industri perbankan dan keuangan di Indonesia, sedangkan di Asia Tenggara BRI menempati peringkat ke-4 untuk klasifikasi finansial. Secara umum, BRI menduduki peringkat 15 diantara 500 perusahaan dalam daftar tersebut.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pencapaian ini melengkapi prestasi BRI. Sebelumnya, BRI juga mendapat pengukuhan dari kancah internasional selaku perusahaan paling besar di Indonesia pada Forbes The Global 2000 untuk tahun 2024.
| Baca juga: Top! BRI Masuk Peringkat 4 Fortune Southeast Asia 500 |
“Di tengah ketidakpastian ekonomi global serta abad suku bunga tinggi, kesuksesan BRI mendapat pengukuhan dari Forbes dan Fortune menandakan bahwa dunia internasional mengakui serta mengapresiasi strategic response yang diambil BRI dalam menghadapi tantangan. Hal tersebut terbukti sukses menjadi landasan dalam pencapaian kinerja yang faktual bagi BRI yang menjadi leader di industri perbankan di Indonesia,” ujar Sunarso dalam keterangannya, Sabtu (22/6/2024).
Diketahui, pemeringkatan ini meliputi perusahaan-perusahaan dari 7 negara Asia Tenggara adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Indonesia sendiri mendominasi dengan 110 perusahaan. Thailand menyusul dengan 107 perusahaan. Malaysia, dengan 89 perusahaan dan Singapura dengan 84 perusahaan. Selain itu Vietnam memiliki 70 perusahaan dalam daftar, Filipina dengan 38 perusahaan, dan Kamboja dengan 2 perusahaan.
“Fortune Southeast Asia 500 mencerminkan kawasan Asia Tenggara yang dinamis dan cepat berubah, kawasan yang perekonomian khususnya berkembang lebih singkat dibandingkan Eropa atau Amerika Serikat. Hal ini sebagian disebabkan oleh tugas Asia Tenggara yang jauh lebih penting dalam perekonomian global, salah satunya lantaran sejumlah perusahaan multinasional Global 500 sudah mengalihkan lebih banyak rantai pasokan mereka ke negara-negara Asia Tenggara,” pungkas Editor Eksekutif Fortune Asia Clay Chandler.
