
Jakarta –
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyikapi santai soal nilai tukar rupiah yg anjlok ke level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Airlangga negara yang lain justru mempergunakan pelemahan nilai tukar mata uangnya kepada dolar AS untuk mendongkrak ekspor.
“Beberapa negara memakai ini (pelemahan nilai tukar) menyerupai Turki katakanlah, inflasinya gila-gilaan, namun ekspornya juga menggila alasannya ia dengan inflasi yg gila dan lira (mata duit Turki) yang terdepresiasi tenggelam, ekspornya murah sekali,” kata Airlangga dalam program CNN Indonesia Business Summit, Jumat (20/12/2024).
Airlangga pun meminta tak baper alias tak terbawa perasaan atau berlebihan dalam menganggap pelemahan nilai tukar rupiah kepada dolar AS
Apalagi nilai tukar rupiah memang dipatok Rp 16.000 per dolar AS dalam estimasi makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
“Ini kami mesti main keseimbangan, jadi nggak perlu kalian terlalu baper kepada suatu harga. Kan dalam APBN kita juga sudah dipatok tahun depan (rupiah) di Rp 16 ribu (per dolar AS),” ucapnya.
Baca juga: Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat: Rupiah Lemah Tak Ada Kaitan dengan KPK Geledah BI |
Airlangga menyebut depresiasi nilai tukar tak hanya dialami rupiah, mata duit negara lain juga melemah kepada dolar AS..
“Kita dibandingkan Korea, depresiasinya lebih cantik kami, lebih rendah,” tuturnya.
Dikutip dari data RTI, dolar AS pukul 09.04 WIB berada pada level Rp 16.289 atau naik 4 poin (0,02%). Pada jual beli hari ini, dolar AS dibuka di level Rp 16.285.
Pergerakan dolar AS kepada mata duit yg yang lain memang condong melemah di mana dolar AS melemah kepada euro, yen Jepang, yuan China, dan dolar Singapura. Dolar AS hanya menguat kepada dolar Australia dan pound sterling.
Simak Video: Rupiah Keok Versus Dolar AS, Airlangga: Tak Perlu Khawatir
dolar asnilai tukar rupiahperekonomian indonesiainflasiekspordepresiasi mata uangairlangga hartartoapbn 2025pasar valuta asingekonomi global
Leave feedback about this