17 Mei 2025
Moneter

Optimalisasi Perbankan Dukung Kemajuan Berkelanjutan

Karyawan menampilkan logo-logo aplikasi perbankan seluler di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi perbankan digital (digital banking) berkembang sebesar 34,43 persen year on year (yoy) pada triwulan III-2024, atau tercatat sebanyak 5.666,28 juta transaksi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Transaksi digital perbankan. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Jakarta

Kinerja perekonomian pascapandemi COVID-19 menampilkan pertumbuhan kasatmata yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang membanggakan. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berkembang 5,11% pada triwulan I -2024 dan diperkirakan ekonomi akan berkembang di atas 5% pada tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan pencapaian yang manis mengingat banyak sekali keadaan internal dan eksternal menyerupai ketidakpastian respon pertentangan geopolitik dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa lepas dari ketahanan sektor perbankan nasional yang terus terjaga.

Industri perbankan masih menjadi jantung yang menggerakkan denyut perekonomian di banyak sekali sektor. Dana Masyarakat yang sukses dikumpulkan meraih Rp 8.722 triliun per Juni 2024 dengan ekspresi dominan positif. Sedangkan kredit yang disalurkan meraih Rp 7.478 triliun pada waktu yang serupa atau berkembang secara tahunan sebesar 11,4%.

Yang sungguh menawan merupakan pertumbuhan kredit investasi meraih 13,8%. Kredit modal kerja naik nyaris 12% sementara kredit konsumsi meningkat hingga 10,98%. Sementara mutu kredit cukup tersadar dengan rasio kredit mempunyai permasalahan (NPL) perbankan sebesar 2,26%. Kalau dilihat NPL bersih, nilainya cuma sebesar 0,78%.

Baca juga: Catatan Pengembang Soal Program 3 Juta Rumah, dari Material-Legalitas Lahan

Perkembangan kasatmata kinerja perbankan ini tidak lepas dari kebijakan proaktif dan konsisten Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mempertahankan stabilitas dan mendorong sokongan industri perbankan. OJK secara konsisten sukses mempertahankan daya tahan sektor perbankan yang tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) yang meraih 26%.

Profitabilitas perbankan secara lazim kasatmata dengan ROA 2,69% serta margin bunga higienis (NIM) sebesar 4,59%. Perbankan Syariah juga pertanda kinerja kasatmata di mana nilai asetnya sudah meraih Rp 895 triliun dengan pembiayaan meraih Rp 614 triliun lebih.

Total dana penduduk yang sukses dihimpun oleh Bank Syariah meraih Rp 702 triliun. Profil risiko perbankan syariah juga sungguh tersadar tercermin dari NPF 2,14%.

Lihat Video: Ruang Tumbuh Ekosistem Perbankan Menjelang Akhir Tahun

[Gambas:Video 20detik]

Lanjut ke halaman berikutnya

Optimalisasi Perbankan

Kinerja sektor perbankan yang bagus secara riil menyediakan sokongan bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Peran ini tidak lepas dari pinjaman OJK lewat banyak sekali kebijakan yang progresif. Sebagai otoritas bidang perbankan, OJK sudah mengeluarkan banyak sekali peraturan yang menyediakan pondasi bagi tugas sektor perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Stabilitas sektor perbankan tidak lepas dari perilaku tegas OJK memaksa perbankan dalam menerapkan manajemen (GCG) bagi bank lazim lewat POJK/ 17 /2023 mengenai penerapan manajemen bagi bank umum. Stabilitas sektor keuangan dan kinerja perbankan yang semakin solid mesti menjadi modal mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Stabilitas metode keuangan bermakna menghemat risiko krisis dan ini mesti menjadi pondasi dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di Indonesia. Berbagai peraturan dan imbauan (moral suasion) agar perbankan tidak mengambil risiko yang berlebihan sukses bikin perbankan resilien sekaligus dinamis.

Capaian ini merupakan sokongan signifikan OJK untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebelumnya, lewat POJK Nomor 51/2017 OJK mendorong agar forum jasa keuangan tergolong perbankan untuk bikin pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Dalam POJK itu disebutkan bahwa produk dan/atau Jasa Keuangan Berkelanjutan merupakan produk dan/atau jasa keuangan yang mengintegrasikan faktor ekonomi, sosial, dan Lingkungan Hidup, serta manajemen dalam fitur-fiturnya.

Ketentuan bagi forum jasa keuangan dan perbankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkesinambungan kembali ditekankan pada POJK 17/2023 yang mengharuskan perbankan menerapan keuangan berkelanjutan, tergolong penerapan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Baca juga: Pembayaran Lintas Batas Negara Berkembang Pesat, Ini yang Harus Diperhatikan

OJK mendorong agar industri perbankan menjadi perbankan hijau (green banking) untuk menyanggupi ekspresi dominan global permintaan akan green banking. Aturan taksonomi hijau yang dikeluarkan OJK menyediakan peta arah menyebarkan keuangan berkelanjutan. OJK juga mendorong layanan keuangan berbasis teknologi tergolong mendukung pendirian bank digital.

Meningkatkan pertumbuhan investasi pro-lingkungan merupakan syarat sekaligus juga tujuan dari kebijakan ekonomi makro terbaru dikala ini terutama di Indonesia. Menyadari investasi mesti naik signifikan untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif maka mendorong investasi hijau sungguh diperlukan.

Apalagi kita menghadapi tantangan terkait dengan pergeseran iklim dan pencapaian tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang terutama meraih Indonesia Emas.

Peran industri perbankan yang selama ini sudah menjadi jantung perekonomian nasional mesti terus dioptimalkan sesuai dengan keadaan perekonomian dan keperluan pembangunan nasional. OJK selaku otoritas di sektor jasa keuangan terus berusaha dan mendorong perbankan untuk selalu menggerakkan perekonomian nasional yang mengedepankan keserasian antara faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Abdul Mongid
Gurubesar FEB UNESA
Senior Economist Segara Research Institute

Lihat Video: Ruang Tumbuh Ekosistem Perbankan Menjelang Akhir Tahun

[Gambas:Video 20detik]

20D

Video: OJK Catat Utang Paylater Warga RI di Bank Naik ke Rp 21,9 T

20D

Video: OJK Catat Utang Paylater Warga RI di Bank Naik ke Rp 21,9 T


optimalisasi perbankanojkpertumbuhan berkelanjutanekonomi indonesiainvestasi hijau

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video