
Jakarta –
Asisten Deputi Pasar Kapital dan Forum Keuangan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gede Edy Prasetya menyampaikan, kredit jerih payah rakyat (KUR) lebih fleksibel buat masuk ke semua kebijakan yg ada di pemerintah. Edy bilang, setiap kebijakan pemerintah, khususnya terkait jerih payah mikro, kecil dan menengah (UMKM) sanggup disusupi oleh KUR.
Selain itu, Edy menyodorkan bahwa kesenjangan pendanaan (financial gap) ketika ini berada di angka Rp 1.605 triliun potensinya. Edy menyebut dengan angka financial gap yang masih besar, masih banyak potensi yang digarap.
“Masyarakat yang belum menikmati kanal pembiayaan juga masih besar sekali. Makara seandainya kalian lihat besarnya Rp 1.605 triliun,” ujar Edy dalam paparannya di kesibukan KUR Meets The Press, Rabu (13/11/2024).
Baca juga: Bos BRI Ungkap Kriteria Hapus Tagih Utang UMKM |
Selain itu, Edy menyodorkan bahwa sejauh ini PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara nasional sudah menyalurkan KUR kurang lebih sebesar Rp 180 triliun.
“Jadi, BRI ini menyalurkan kira-kira nyaris Rp 1 triliun setiap hari. Bayangkan saja, Rp 1 triliun setiap hari. Itu angka yg cukup fantastis, nyaris kira-kira 60.000-70.000 nasabah. Kalau tak dilaksanakan dengan menggunakan tata cara yg baik, itu tidak mulai sanggup berlangsung dengan baik,” ujar Edy.
Hasil dari kebijakan ini, Edy merinci bahwa kesibukan KUR menampilkan dampak positif kepada peserta KUR dengan peningkatan laba sebesar 32% di setiap usaha.
“Kemudian, juga memperoleh peningkatan pendapatan. Dari saat mereka sebelum dan sesudah, itu ternyata peningkatan pemasukan mereka itu 28,8%. Kemudian, jika kami lihat dari hasil share on food expenditure, dari hasil sesuai dengan aturan Engel atau Engel Law, menyatakan kian tinggi pemasukan seseorang, maka takaran ongkos belanjanya mulai berkurang,” papar Edy.
Menurutnya, saat debitur memperoleh KUR maka angka takaran belanja mereka mulai menurun sebesar 8,67%. Jika menyelediki dari segi peningkatan tenaga kerja, Edy juga bilang ada peningkatan sebesar 0,37% dan peningkatan aset sebesar 0,25%.
Lebih lanjut, Edy memaparkan hasil studi yg dilaksanakan oleh Badan Riset dan Penemuan Nasional (BRIN), BRI, Universitas Diponegoro, World Bank, dan Bank Jateng mengungkapkan bahwa peserta KUR secara rata-rata mendapat peningkatan pendapatan.
“Kalau studinya BRIN dan BRI, peningkatan (pendapatan)-nya di antara 32%-50%. Kemudian seandainya studi dari Universitas Diponegoro dan Bank Jateng, itu peningkatannya sebesar 20%. Kemudian juga peningkatan laba juga meningkat sampai 34% menurut studi dari BRIN dan BRI,” tandas Edy.
Tonton juga Video: Alasan KUR Nir Masuk Program Pemutihan Kredit UMKM
Leave feedback about this