18 Mei 2025
Industri

Pemerintah Diminta Lindungi Industri Petrokimia Dari Serbuan Barang Impor

Ilustrasi manufaktur
Ilustrasi – Foto: Shutterstock

Jakarta

Permintaan pasar ekspor mengalami penurunan yg drastis. Kondisi ini disebut mempunyai pengaruh negatif pada kinerja industri domestik.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bobby Gafur Umar, mengungkapkan bahwa industri padat karya yang mengandalkan ekspor menyerupai ganjal kaki dan mebel mengalami tekanan berat.

“Market global melakukan terkontraksi panjang, dengan perang Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina yang belum selesai, serta suku bunga The Fed yg tinggi,” kata Bobby dalam keterangannya ditulis Jumat (27/7/2024).

Sebagai contoh, Bobby menerangkan bagaimana keramik China tidak sanggup masuk ke Amerika alasannya tarif bea masuk yang tinggi, sehingga Amerika mengimpor dari India. Situasi ini memperbesar tekanan pada industri keramik Indonesia, yg meski memperoleh donasi dari kebijakan antidumping KADIN, tetap mesti berkompetisi dengan produk impor yg membanjiri pasar domestik.

Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan peraturan untuk mendukung industri dalam negeri. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023 wacana Kebijakan dan Pengaturan Impor yg kemudian direvisi menjadi Permendag Nomor 8 Tahun 2024.

Baca juga: Bocoran Planning Bangun Pelabuhan Topang Kawasan Industri Batang

Belakangan, Permendag No. 8 memperoleh banyak kritikan dari pelaku jerih payah dan menganggap Permendag No. 36 ialah yg hukum paling ideal buat industri dalam negeri.

“Sekarang pasar domestik masih anggun berkembang 5 persen, tahun dahulu. Dan semester pertama walaupun ritel terkena, namun industri kami secara biasa 16 persen penunjang PDB,” kata Bobby.

Namun, Bobby menyinari adanya ketidaksiapan antar forum pemerintah yg membuat banyak kontainer tertahan dan satgas impor yg tidak efektif. Menurutnya, jikalau industri RI hingga terkena serbuan impor, pasti ada imbas yg besar pada perkembangan ekonomi secara makro.

“Pemerintah mesti menyadari bahwa industri strategis menyerupai petrokimia dan tekstil perlu dilindungi dengan kebijakan yang terang dan kerjasama antar forum yg baik. Kita mesti melindungi pasar dalam negeri dengan kebijakan yg mendukung ekosistem industri dari rantai pasok hingga kebijakan teknis,” tegas Bobby.

Berdasarkan laporan Forum Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) disebutkan sektor manufaktur Indonesia mengalami penurunan selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rata-rata pangsa manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di abad Jokowi meraih 39,12% antara 2014 hingga 2020.

LPEM menganggap keadaan ini selaku tanda deindustrialisasi dini, yang menyebabkan perkembangan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5%. Menurunnya peran serta sektor manufaktur terhadap PDB ini mempunyai pengaruh pada banyak sekali industri, tergolong ganjal kaki, tekstil, dan ban, yg mesti menutup sejumlah pabrik akhir kinerja yg selalu merosot sejak pandemi. Ditambah lagi, industri manufaktur dalam negeri di sekarang ini juga tengah depresi akhir banjirnya produk impor dari negara yang lain.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang merekomendasikan terhadap Presiden Joko Widodo bagi memberlakukan kembali Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.36/2023. Peraturan tersebut sejatinya telah digantikan dengan Permendag 8/2024, tetapi malah menghasilkan pelaku industri dalam negeri kelabakan menghadapi serbuan barang-barang impor.

Menurut persepsi Menperin, Permendag No. 36 itu ialah yang paling ideal.

“Permendag 36 ini dalamnya ada Pertimbangan Teknis (Pertek) yg mengendalikan kemudian lintas buat mengontrol barang-barang impor dalam rangka melindungi industri dalam negeri,” terang Agus di ketika menyediakan sambutan di program peluncuran Peraturan Pemerintahan No.20 Tahun 2024.

Agus menambahkan, banyak perkumpulan dan pelaku industri yang telah menyodorkan secara resmi terhadap Menperin bahwa isi Permendag 8/2024 dianggap sanggup “mematikan” industri dalam negeri alasannya akan sungguh kesusahan berkompetisi menghadapi gempuran barang-barang impor yg harganya sangat-sangat murah.

petrokimiaindustri

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video